Keadaan yang tidak menguntungkan ini membuat seorang ibu gagak mengajak anak-anaknya yang berjumlah delapan orang untuk migrasi (berpindah) ke daerah yang lebih sejuk dan memiliki persediaan air yang cukup. Setelah melalui perdebatan panjang, akhirnya mereka berangkat ke daerah lain bersama-sama.
Rasa lelah dan haus menerpa keluarga gagak ini. Setelah terbang ke sana-ke sini, akhirnya mereka beristirahat di sebuah rumah petani yang sudah ditinggalkan penghuninya. Mereka semua sangat kehausan, hal ini menimbulkan pertengkaran akibat emosi dan ditambah dengan terpaan matahari yang panas. Ibu gagak pun tidak bisa mendiamkan mereka.
Gagak paling kecil menghindari keributan saudara-saudaranya, dia bersedih karena pertengkaran itu. Akhirnya dia terbang mengitari rumah dan mencari siapa tahu ada persediaan air yang tersisa. Si gagak kecil akhirnya berhasil menemukan sebuah kendi di belakang rumah petani. Kendi itu berisi sedikit sekali air di dalamnya .
Si kecil memanggil ibu dan saudara-saudaranya. Rasanya percuma bila ada kendi berisi air yang sangat sedikit. Kendi itu sangat dalam, mereka perlu tempat berpijak untuk minum ... jika tidak, mereka bisa tercebur ke dalam dan mati.
Si gagak kecil tidak kehabisan akal, dia melihat tumpukan kerikil di luar rumah petani. Akhirnya dia terbang dan memasukkan kerikil itu ke dalam kendi. Saudara-saudaranya yang lain tidak tahu apa yang sedang dilakukan si gagak kecil dengan memasukkan kerikil ke dalam kendi.
Akhirnya ibu gagak mengerti, anak bungsunya memasukan kerikil agar air yang ada di dasar kendi naik ke permukaan, sehingga mereka semua bisa minum dengan berpijak pada bibir kendi. Sang ibu meminta agar semua anaknya membantu si bungsu memasukan kerikil itu.
Dengan kesabaran dan kerjasama, akhirnya air di dasar kendi naik ke permukaan. Mereka semua bergantian meminum air itu tanpa khawatir tercebur ke dalam kendi. Semua gagak memuji ide sang gagak kecil. Setelah melegakan tenggorokan, keluarga gagak itu terbang dan sampai di daerah yang lebih subur dan banyak hujan.
Mereka merasa lega dan tenang, akhirnya dia bisa memiliki tempat tinggal yang nyaman dan bebas dari kekeringan. Keluarga gagak itu pun akhirnya kembali seperti keluarga yang sangat bahagia dan tidak saling bertengkar satu sama lain.
Rasa lelah dan haus menerpa keluarga gagak ini. Setelah terbang ke sana-ke sini, akhirnya mereka beristirahat di sebuah rumah petani yang sudah ditinggalkan penghuninya. Mereka semua sangat kehausan, hal ini menimbulkan pertengkaran akibat emosi dan ditambah dengan terpaan matahari yang panas. Ibu gagak pun tidak bisa mendiamkan mereka.
Gagak paling kecil menghindari keributan saudara-saudaranya, dia bersedih karena pertengkaran itu. Akhirnya dia terbang mengitari rumah dan mencari siapa tahu ada persediaan air yang tersisa. Si gagak kecil akhirnya berhasil menemukan sebuah kendi di belakang rumah petani. Kendi itu berisi sedikit sekali air di dalamnya .
Si kecil memanggil ibu dan saudara-saudaranya. Rasanya percuma bila ada kendi berisi air yang sangat sedikit. Kendi itu sangat dalam, mereka perlu tempat berpijak untuk minum ... jika tidak, mereka bisa tercebur ke dalam dan mati.
Si gagak kecil tidak kehabisan akal, dia melihat tumpukan kerikil di luar rumah petani. Akhirnya dia terbang dan memasukkan kerikil itu ke dalam kendi. Saudara-saudaranya yang lain tidak tahu apa yang sedang dilakukan si gagak kecil dengan memasukkan kerikil ke dalam kendi.
Akhirnya ibu gagak mengerti, anak bungsunya memasukan kerikil agar air yang ada di dasar kendi naik ke permukaan, sehingga mereka semua bisa minum dengan berpijak pada bibir kendi. Sang ibu meminta agar semua anaknya membantu si bungsu memasukan kerikil itu.
Dengan kesabaran dan kerjasama, akhirnya air di dasar kendi naik ke permukaan. Mereka semua bergantian meminum air itu tanpa khawatir tercebur ke dalam kendi. Semua gagak memuji ide sang gagak kecil. Setelah melegakan tenggorokan, keluarga gagak itu terbang dan sampai di daerah yang lebih subur dan banyak hujan.
Mereka merasa lega dan tenang, akhirnya dia bisa memiliki tempat tinggal yang nyaman dan bebas dari kekeringan. Keluarga gagak itu pun akhirnya kembali seperti keluarga yang sangat bahagia dan tidak saling bertengkar satu sama lain.
Komentar