Langsung ke konten utama

Mengenal Dunia Luar Angkasa Saat Kunjungan Ke Planetarium Jakarta


Planetarium Jakarta merupakan salah satu dari empat wahana simulasi langit  yang ada di Indonesia. Ada empat daerah di Indonesia yang memiliki wahana tersebut, antara lain yaitu Kutai, Kalimantan Timur, Surabaya, dan Jakarta. Namun, dari keempat wahana luar angkasa tersebut, Planetarium Jakarta yang terletak di Taman Ismail Marzuki merupakan yang tertua.

Tempat itu merupakan sebuah gedung teater yang memperagakan simulasi bintang-bintang dan benda luar angkasa. Bentuk atap dari ruangannya sangat unik. Saat memasukinya, memang tampak seperti gedung teater biasa. Namun, bentuk atapnya persis menyerupai bola. Nah, atap itulah yang nantinya menjadi layar kita saat menyaksikan pertunjukan.

Kali ini saya ingin membahas tentang kegiatan outing yang yang baru saja kami laksanakan kemarin.. Outing atau tamasya merupakan kegiatan wajib Homeschooling biMBA yang diadakan minimal dua kali dalam satu tahun. Kegiatan ini merupakan wisata edukasi ke tempat-tempat bersejarah dan tempat yang dapat memberikan pengatahuan dan ilmu baru di luar kelas.

Kebetulan, pada kegiatan outing kali ini, Planetarium Jakarta menjadi tujuan kami. Tempat ini dipilih karena banyak memberikan pelajaran dan pengetahuan baru mengenai dunia luar angkasa yang belum pernah murid-murid dapatkan secara langsung sebelumnya. Selain itu, jarak yang tidak terlalu jauh juga menjadi salah satu alasan, karena tidak memakan banyak waktu perjalanan.

Planetarium Jakarta adalah tempat yang sangat luar biasa. Tidak salah jika tempat ini menjadi salah satu favorit yang dikunjungi oleh para pelajar. Sebab, banyak sekali ilmu yang didapatkan di tempat ini. Walaupun kita hanya melihat dan mendengarkan, namun secara tidak langsung, penjelasan yang diberikan oleh pemandu mengenai kehidupan di luar angkasa sangat mudah diserap otak.

Pengenalan jenis-jenis bintang hingga nama-nama planet dan bentuknya kita dapatkan dalam penjelasan kali ini. Namun tidak hanya itu saja, kita juga bisa melihat betapa indahnya rasi bintang yang tergambarkan dengan sangat jelas di atas kepala kita.

Setelah satu jam lebih berada di planetarium, kami melanjutkan perjalanan dengan salat dan makan siang terlebih dahulu. Untuk selanjutnya menuju ke perpustakaan nasional. Oh iya, sebelumnya memang acara ini sudah dijadwalkan akan mengunjungi dua tempat. Planetarium adalah tujuan utama dan kemudian perpustakaan nasional yang tempatnya tidak terlalu jauh dari Planetarium Jakarta.

Perpustakaan Nasional merupakan perpustakaan buku terbesar di Indonesia, sekaligus yang tertinggi di kawasan Asia. Tingginya mencapai 24 lantai dan sangat megah. Tempat ini sangat nyaman untuk dikunjungi. Selain itu perpustakaan ini juga dibuka untuk umum dan gratis. Kita juga dapat belajar dan membaca buku-buku yang sudah disediakan.

Sangat tepat pemerintah mendirikan gedung perpustakaan nasional ini. Sebab saat kemarin kita mengunjungi tempat ini, banyak anak-anak yang datang membaca buku termasuk kita. Namun tidak hanya anak-anak saja, pelajar smp hingga sma bahkan ada yang datang untuk membaca buku.

Walaupun minat baca di Indonesia masih tergolong rendah, namun dengan langkah didirikannya perpustakaan nasional ini, akan semakin banyak lagi generasi muda untuk suka membaca dan tumbuh minat bacanya. Sebab membaca adalah jendela dunia bagi siapa pun. Maka dari itu, kita patut menanamkan minat baca pada diri kita.

Nah, mungkin itu saja yang bisa saya sampaikan mengenai kegiatan outing Homeschooling biMBA saat mengunjungi Planetarium dan Perpustakaan Nasional kemarin. Sebenarnya masih banyak lagi pelajaran berharga yang kami dapatkan saat kegiatan ini. Namun, terlalu panjangan untuk disampakan secara keseluruhan. Oke terimakasih dan sampai jumpa.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Teruntuk Wanita Berkerudung Jingga

Selamat senja, wanita berkerudung jingga Sedang apa kau sekarang Yang jelas tidak sedang memikirkanku bukan Itu memang bukan tugasmu, tetapi kewajibanku Wanita berkerudung jingga Aku senang melihatmu dalam diam Jangan menoleh jika sedang kutatap Aku hanya takut kau tidak merasa nyaman Wanita berkerudung jingga Hatiku juga sukar berkata rindu Tidak tahu, sungguh Rindu apa yang selalu memikirkanmu Namun aku senang, kuharap kau juga begitu Wanita berkerudung jingga Aku ingin bertemu ibumu Tapi takut untuk menatapnya Pasti wajahnya tak jauh indahnya sepertimu Wanita berkerudung jingga Sepertinya Guru ngajiku salah Awalnya dulu aku percaya Ia bilang bidadari hanya ada disurga Lantas kau apa? Apakah Allah salah menempatkanmu?

Teruntuk Wanita Paling Spesial

Putaran jam berlalu Matahari kian meredupkan sinarnya Awan mulai menunjukkan pesona jingganya Tak di sangka langit menurunkan air sejuknya Menyegarkan indra penciuman Teringat ibu membuatkan secangkir teh kala dingin hujan turun Ibu, Bagaimana kabarmu Lama kita tak temu Remuk hatiku Mataku menitikan air Saat mendapat pesan Perihal menanyakan Kapan waktu pulangku Ibu, Maafkan segala perilaku Kejadian pada hari, dimana aku memberontak Aku berjanji Akan segera pulang Memeluk ragamu Mencium lembut tanganmu Ibu Ibu Dan Berkata ibu kesekian kalinya Aku rindu rumah Aku rindu masakanmu Aku rindu pelukmu Aku rindu senyummu Ibu, Aku sayang ibu

Stop Meracuni Anak Dengan Lagu-Lagu Dewasa

Pada zaman sekarang ini, musik sepertinya tidak lagi bisa dikonsumsi oleh semua elemen masyarakat, terutama anak-anak. Sebab, hilangnya lagu anak-anak dan boomingnya lagu-lagu dewasa, menjadi salah satu penyebab utama. Jika dahulu mereka masih diperdengarkan dengan lagu dan lirik yang seusianya, sekarang justru sangat jarang ditemukan.  Hal ini bisa menjadi teguran bagi pertelevisian Indonesia yang di mana banyak acara-acara musik di dalamnya. Sebab yang saya lihat, acara musik hanya diperuntukkan untuk penonton dewasa saja. Padahal, tidak hanya masyarakat dewasa saja yang menonton acara tersebut, sebagian juga anak-anak. Memang tidak salah, tetapi dengan musik yang liriknya menjerumus ke bahasa dewasa seperti jatuh cinta, sakit hati, patah hati dan sebagainya lah yang menjadi permasalahan. Entah apa sebenarnya yang membuat hilangnya lagu anak-anak di Indonesia. Dari pandangan saya prbadi, ini terjadi karena lagu dewasa sekarang lebih laku ketimbang lagu anak-anak. Ji...