Langsung ke konten utama

Apakah Benar Wanderley Santos Junior Warga Negara Indonesia


Baru-baru ini netizen Indonesia khusunya penggemar sepak bola, dibuat heboh oleh pesepakbola brasil yang mengaku warga negara Indonesia.

Nama Wanderley Santos Monteiro Junior menjadi sensasi bagi pecinta sepak bola di Indonesia. Yang menjadi perhatian, penyerang yang baru saja bergabung dengan kesebelasan asal Uni Emirat Arab, Al-Nasr, ini terdaftar sebagai penyerang asal Indonesia.

Publik Indonesia sontak bertanya-tanya mengenai sosok Wanderley ini, khususnya mengenai kebenaran statusnya sebagai pemain berpaspor Indonesia. Hal ini dikarenakan namanya belum pernah terdengar di kancah persepakbolaan Indonesia.

Wanderley sebenarnya merupakan penyerang asal Brasil. Ia lahir di kota Campinas pada 11 Oktober 1988. Dari rekam jejaknya pun dapat dipastikan bahwa ia memang pemain asal Brasil di mana sampai 2011 ia malang melintang di sejumlah kesebelasan Brasil.

Status warga Indonesianya ini disinyalir didapatkan secara ilegal. Karena untuk mendapatkan status WNI, setiap warga asing harus menetap di Indonesia selama lima tahun berturut-turut atau 10 tahun tidak berturut-turut. Atau jika dinaturalisasi, selain lahir di Indonesia, setiap warga asing bisa juga menjadi WNI dengan status darah Indonesia dari orang tua mereka. Tetapi, Wanderley tak pernah menetap di Indonesia, tidak ada juga pernyataan bahwa ia memiliki orang tua Indonesia.

Sementara itu tidak ada atau belum ada pernyataan resmi dari pihak federasi sepakbola Uni Emirat Arab (UAE FA) mengenai cara Wanderley mendapatkan paspor Indonesia. Terlebih musim lalu Wanderley masih terdaftar sebagai pemain asing asal Brasil saat membela Al-Sharjah SC. Dari beberapa berita Indonesia pun PSSI selaku federasi sepakbola Indonesia tak mengetahui soal naturalisasi Wanderley.

Namun menurut situs, hal seperti ini bukan kali pertama terjadi di Uni Emirat Arab. Sebelumnya terdapat sejumlah pemain non-Asia yang memiliki paspor Uzbekistan, Palestina, Timor Timur bahkan UAE sendiri. Sejak diberlakukannya aturan tiga pemain asing non-Asia + satu pemain asing Asia, kesebelasan-kesebelasan UAE memang berusaha mengakali aturan tersebut.

Di Al-Ain misalnya, saat ini terdapat pemain kelahiran Pantai Gading yang berpaspor Uni Emirat Arab, Ibrahim Daiky. Ia mendapatkan paspor UAE setelah ‘hanya’ semusim berlaga di Arabian UAE Gulf League bersama Al-Jazira. Di Al-Nasr sendiri, Wanderley didatangkan setelah mereka lebih dulu mendapatkan tiga pemain asing non-Asia. Kempo Ikuko (Prancis), Jonathan Pitroipa (Burkina Faso) dan Abdelaziz Barrada (Prancis-Maroko). Jika Wanderley menggunakan paspor Brasilnya, tentu ia tak bisa bergabung dengan Al-Nasr.

Namun dengan paspor Indonesia, ia bisa bergabung untuk memenuhi slot pemain asing Asia bagi kesebelasan yang pernah diperkuat Luca Toni ini. Tapi jika benar Wanderley secara legal mendapatkan kewarganegaraan Indonesia, ini bisa jadi kabar bagus bagi timnas Indonesia. Karena secara kualitas, pemain yang masih berusia 27 tahun ini merupakan penyerang tajam untuk level Asia.

Wanderley pernah membela dua kesebelasan besar Brasil, Cruzeiro dan Flamengo. Menurut Transfermarkt, Cruzeiro memboyong Wanderley dari Ponte Preta saat masih berusia 21 tahun dengan nilai transfer lebih dari 250 ribu paun (lebih dari 4 miliar rupiah). Kemudian Al-Arabi pun harus menggelontorkanbiaya transfer lebih dari dua juta paun (sekitar 37 miliar rupiah) untuk memboyongnya pada 2011 dari Flamengo.

Di Liga Qatar, Wanderley mencetak 14 gol dari 26 penampilan. Bersama Al-Sharjah di Liga UAE, Wanderley mencetak 48 gol dari 68 penampilan. Sementara untuk level Asia, Qatar dan UAE jelas termasuk level elit, karena penyerang sekelas Mirko Vucinic, Moussa Sow, Jefferson Farfan, Balazs Dzsudzsak dan Ishak Belfodil juga bermain di liga ini.

Meskipun begitu, Transfermarkt justru menyebutkan bahwa Wanderley pernah sekali membela timnas Qatar. Jika benar demikian, dan benar Wanderley berpaspor Indonesia, ia tidak bisa bermain untuk timnas Indonesia karena pernah membela timnas Qatar.

Walau begitu, status WNI Wanderley masih tetap harus dipertanyaka

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Teruntuk Wanita Berkerudung Jingga

Selamat senja, wanita berkerudung jingga Sedang apa kau sekarang Yang jelas tidak sedang memikirkanku bukan Itu memang bukan tugasmu, tetapi kewajibanku Wanita berkerudung jingga Aku senang melihatmu dalam diam Jangan menoleh jika sedang kutatap Aku hanya takut kau tidak merasa nyaman Wanita berkerudung jingga Hatiku juga sukar berkata rindu Tidak tahu, sungguh Rindu apa yang selalu memikirkanmu Namun aku senang, kuharap kau juga begitu Wanita berkerudung jingga Aku ingin bertemu ibumu Tapi takut untuk menatapnya Pasti wajahnya tak jauh indahnya sepertimu Wanita berkerudung jingga Sepertinya Guru ngajiku salah Awalnya dulu aku percaya Ia bilang bidadari hanya ada disurga Lantas kau apa? Apakah Allah salah menempatkanmu?

Teruntuk Wanita Paling Spesial

Putaran jam berlalu Matahari kian meredupkan sinarnya Awan mulai menunjukkan pesona jingganya Tak di sangka langit menurunkan air sejuknya Menyegarkan indra penciuman Teringat ibu membuatkan secangkir teh kala dingin hujan turun Ibu, Bagaimana kabarmu Lama kita tak temu Remuk hatiku Mataku menitikan air Saat mendapat pesan Perihal menanyakan Kapan waktu pulangku Ibu, Maafkan segala perilaku Kejadian pada hari, dimana aku memberontak Aku berjanji Akan segera pulang Memeluk ragamu Mencium lembut tanganmu Ibu Ibu Dan Berkata ibu kesekian kalinya Aku rindu rumah Aku rindu masakanmu Aku rindu pelukmu Aku rindu senyummu Ibu, Aku sayang ibu

Stop Meracuni Anak Dengan Lagu-Lagu Dewasa

Pada zaman sekarang ini, musik sepertinya tidak lagi bisa dikonsumsi oleh semua elemen masyarakat, terutama anak-anak. Sebab, hilangnya lagu anak-anak dan boomingnya lagu-lagu dewasa, menjadi salah satu penyebab utama. Jika dahulu mereka masih diperdengarkan dengan lagu dan lirik yang seusianya, sekarang justru sangat jarang ditemukan.  Hal ini bisa menjadi teguran bagi pertelevisian Indonesia yang di mana banyak acara-acara musik di dalamnya. Sebab yang saya lihat, acara musik hanya diperuntukkan untuk penonton dewasa saja. Padahal, tidak hanya masyarakat dewasa saja yang menonton acara tersebut, sebagian juga anak-anak. Memang tidak salah, tetapi dengan musik yang liriknya menjerumus ke bahasa dewasa seperti jatuh cinta, sakit hati, patah hati dan sebagainya lah yang menjadi permasalahan. Entah apa sebenarnya yang membuat hilangnya lagu anak-anak di Indonesia. Dari pandangan saya prbadi, ini terjadi karena lagu dewasa sekarang lebih laku ketimbang lagu anak-anak. Ji...